Asal Mulanya Manusia Purba di Indonesia

Sudah sewajarnya kita sebagai Rakyat Indonesia ini mengenal dan memahami betapa pentingnya kita mengetahui tentang sejarah yang terjadi di negeri kita, yang mana Indonesia adalah negara kita yang telah kita huni sejak lahir hingga sekarang. Dan juga sudah sewajarnya kita mengenang dan tidak melupakan sejarah. Karena hal tersebut merupakan suatu bagian dari sisi adab dan budi pekerti kita sebagai rakyat dari Bangsa Indonesia. Nah, pada pembahasan ini perlu kita ketahui dari mana versi dan teori tentang keberadaan manusia purba di Indonesia. Jadi pada artikel ini kita akan menjelaskan dan menceritakan tentang  Asal MulanyaManusia Purba di Indonesia, yang mana hal ini telah dilakukan penelitiannya oleh para ahli sejarah secara mendalam, yakni mereka telah meneliti secara rinci tentang keberadaan dan awal mulanya Manusia Purba yang ada di Indonesia ini.

Asal Usul Manusia Purba di Indonesia

Sebagaimana yang telah diceritakan oleh pada ahli sejarah, mereka berpendapat yang sama bahwa manusia purba yang berada di wilayah Indonesia tersebut adalah berasal dari para bangsa pendatang yang datang dari luar. Menurut penelitian arkeologi dan penelitian ilmu genetika, hal tersebut memberikan bukti yang kuat bahwa mereka tersebut melakukan migrasi besar-besaran dari wilayah Asia ke wilayah Asia bagian Selatan. Sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwa perbedaan warna kulit, perbedaan bahasa, suku dan perbedaan lainnya tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa Bangsa kita itu adalah berasal dari rumpun yang sama, yaitu merupakan rumpun dari Austronesia.
Adapun teori-teori yang menjelaskan tentang asal usul dari manusia purba di Indonesia ini dikemukakan oleh ilmuan ahli sejarah, para ahli sejarah tersebut telah meneliti dan saling berargumen dengan dalih pembenaran pada dugaan-dugaannya masing-masing. Teori tersebut menjelaskan tentang Bangsa Indonesia pada awalnya adalah berasal dari Yunan, oleh beberapa ahli sejarah pada penjelasan dan keterangannya terdapat di bawah ini:

Teori Awal Tentang Bangsa Yunan

Teori ini dikemukakan oleh sejarahwan kuno asal Austria, dia bernama Robern Barron von Heine Geldern atau yang bisa dikenal dengan nama von Heine Geldern (1885-1968), berdasarkan kajiannya pada kebudayaan megalitik di wilayah Asia Tenggara, dan pada beberapa wilayah di bagian Pasifik dapat disimpulkan bahwa pada masa yang telah lampau ada migrasi (perpindahan) secara bergelombang dari wilayah Asia bagian Utara terjadi peperangan antar suku bangsa dan juga terjadi bencana alam, sehingga mereka melakukan migrasi ke wilayah Asia bagian Selatan, pada masa ini yaitu masa neolitikum yang terjadi pada tahun 2000 SM - 500 SM yang mana pada masa ini adalah masa pada zaman batu hingga zaman perunggu, mereka ini bermigrasi dari wilayah Yunan (sekarang Kamboja) ke wilayah Asian bagian Selatan termasuk ke wilayah kepulauan di Indonesia.

Pada kepulauan di wilayah Asia Selatan ini dinamai oleh Geldern adalah Austronesia, Austronesia tersebut yang artinya Pulau Selatan (keterangan: Austro=Selatan, Nesos=Pulau). Yang mana Austronesia tersebut mencakup kepulauan yang sangat luas, yaitu meliputi pulau-pulau yang ada di Malagasi (Madagaskar), yang terdapat di sebelah Selatan, hingga ke Pulau Paskah di sebelah Timur, kemudian dari Taiwan yang terdapat di sebelah Utara hingga ke Selandia Baru di wilayah Selatan.

Adapun latar belakang dari pendapat von Heine Geldern ini adalah adanya terdapat banyak peralatan-peralatannya, seperti beliung persegi yang terdapat di seluruh wilayah di Indonesia yang meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Alat-alat manusia purba tersebut sama persis dengan alat-alat manusia purba yang terdapat di wilayah Asia lainnya, seperti Malaysia, Vietnam, Myanmark, dan Kamboja.
Pendapat dan teori dari von Heine Geldern tersebut juga didukung oleh hasil penelitian Dr. H. Kern pada tahun 1899 yang membahaskan tentang 113 bahasa daerah yang terdapat di wilayah Indonesia. Dr. H. Kern juga menyimpulkan bahwa bahasa daerah tersebut berasal dari satu sumber pada satu rumpun bahasa, rumpun bahasa tersebut dinamakan dengan bahasa Austronesia.


Mengarungi Lautan dengan Menggunakan Perahu Bercadik

Bukti sejarah juga telah menyebutkan bahwa dalam mengarungi lautan dari daratan Asia Asia Tenggara, mereka menggunakan perahu bercadik sebagai alat transportasi, yang mana perahu bercadik ini menggunakan tangkai kayu pada bagian sisi-sisinya, yang mana tangkai kayu tersebut adalah sebagai sarana penyeimbang. Dan dengan menggunakan perahu bercadik tersebut mereka menyeberangi lautan yang luas sehingga mereka sampai ke wilayah Indonesia dan ke wilayah-wilayah lain di kepulauan Austronesia. Mereka melakukan pelayaran secara berkelompok, tanpa mengenal rasa takut akan adanya badai dan gelombang yang besar, hal tersebut juga dikatakan dalam sejarah bahwa mereka adalah para pelaut yang ulung. Dan dengan pelayaran tersebut hingga mereka sampai ke wilayah kepulauan yang ada di wilayah Indonesia.

Pembagian Bangsa Melayu di Indonesia

Orang Austronesia mendapatkan sebutan melayu karena secara umum yaitu karena mereka telah menetap di wilayah Nusantara. Namun bangsa melayu ini terdapat pula tiga perbedaan dan tiga pembagian yaitu antara lain sebagai berikut:

      1. Bangsa Primitif

Bangsa Primitif merupakan kelompok Austronesia yang sudah terlebih dahulu datang ke wilayah Nusantara, dan bangsa primitif ini memiliki kebudayaan yang sangat sederhana, dan juga bangsa primitif ini terdapat pula tiga bagiannya, yaitu:
  • Manusia Pleistosin
    Manusia Pleistosin ini mempunyai kebiasaan hidup yang berpindah-pindah, dan mempunyai kemampuan yang sangat terbatas, demikian pula halnya dengan kebudayaan-kebudayaannya.
  • Suku Wedoid
    Suku Wedoid merupakan suku yang dengan kehidupannya dengan berburu dan meramu serta mengumpulkan bahan makanan yang diambil dari hasil hutan.
  • Suku Negroid
    Suku Negroid sudah tidak terdapat lagi sisa-sisanya di Indonesia.
      
      2. Bangsa Proto Melayu (Melayu Tua)

Bangsa Proto Melayu merupakan orang-orang Austronesia yang datang ke Indonesia pada masa gelombang pertama yakni pada sekitar tahun 1500 SM. Bangsa ini masuk ke wilayah Indonesia pada dua jalur, antara lain adalah:
Jalur Utara, atau Jalur Timur yang meliputi Philiphina-Sulawesi dan Jalur Barat melalui Malaysia-Sumatera.
Adapun bangsa melayu tua tersebut mempunyai kebudayaan lebih maju dibandingkan dengan kebudayaan manusia purba yang lainnya yang terdapat di masa itu. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya bukti-bukti kebudayaan Neolitikum yang telah berlaku dengan hampir seluruh peralatan mereka tersebut yang dibuat dari batu yang sudah dihaluskan.
Adapun hasil dari kebudayaan zaman Neolitikum yang dari orang Austronesia yang terkenal adalah kapak persegi. Dan kapak persegi tersebut banyak ditemukan di Indonesia bagian Barat, yang meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Bali, kalimantan, dan pada wilayah Sulawesi bagian Utara.

      3. Bangsa Deutero Melayu (Bangsa Melayu Muda)

Bangsa Melayu Muda adalah orang-orang Austronesia yang bermigrasi ke wilayah Indonesia pada gelombang kedua, yaitu pada kurun waktu sekitar tahun 400-300 SM. Bangsa Melayu Muda ini masuk ke wilayah Indonesia dengan melalui jalur Barat, adapun rute yang ditempuhnya yaitu mulai dari Yunan (Teluk Tonkin), Vietnam, Malaysia, lalu akhirnya mereka sampai ke Indonesia.
Dan mereka ini juga membuat peralatan-peralatan dari perunggu dan besi, adapun alat-alat yang telah dibuatnya yaitu seperti nekara dan moko, kapak corong, kapak serpatu, menhir, kubur batu, sarkofagus, dan punden berundak-undak.

Demikianlah artikel ini yang membahas mengenai Asal Mulanya Manusia Purba di Indonesia, mudah-mudahan memberikan manfaatnya bagi kita agar tetap mengetahui tentang kehidupan yang ada di Indonesia.
Previous
Next Post »
Thanks for your comment